GORONTALO Menyambut Ramadhan dengan mopomeraji

 
       


        Umat Muslim meyakini bahwa bulan Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk mensucikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tak heran bila berbagai kegiatan ritual, kerap dijalankan pada bulan tersebut. Bahkan, ada sebagian masyarakat Muslim yang menggelar kegiatan ritual sebelum bulan puasa, seperti yang dilakukan masyarakat Gorontalo, Sulawesi Utara. 

Masyarakat di sana menggelar mopomeraji untuk memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW sekaligus menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dengan melantunkan tembang yang berisi kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga berakhir di Sidratul Muntaha, mopomeraji digelar menggunakan bahasa daerah setempat. Terkadang diiringi dengan irama peralatan musik seadanya, sehingga tak jarang membuat para pendengar ikut terhanyut. 

Biasanya, acara yang berlangsung hingga salat Subuh itu selalu disertai pembakaran kemenyan dan segelas air putih yang sudah "diisi" doa salawat. Selain itu, acara tersebut juga dilengkapi dengan rempah-rempah sebagai bumbu masak untuk diberkati. Sebagian rempah-rempah tersebut digunakan sebagai obat. 

Sebetulnya, bukan suatu keharusan untuk menggelar acara ini. Tapi, pergelaran acara ini seolah sudah menjadi tradisi. Sebab, secara turun temurun sejak ratusan tahun silam, hampir seluruh masyarakat Gorontalo menggelar ritual tersebut. Biasanya, pelaksanaannya disertai pengiriman doa bagi orang yang meninggal atau disebut mongaruwa yang selanjutnya disertai dengan kendurian - See more at: http://news.liputan6.com/read/4484/gorontalo-menyambut-ramadhan-dengan-mopomeraji#sthash.anZUGNCV.

0 komentar:

NGOHUYI TOHULONDALO


Gorontalo Night "A Love Party Of Gorontalo People" (Semalam di Gorontalo "Kegiatan Penuh Cinta dari Masyarakat Gorontalo"
26 Juni 2014 pukul 11:19


 
  Jakarta, 21 Juni 2014 | DPP Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Jakarta bekerjasama dengan Mahasiswa-Mahasiswi Gorontalo di Jakarta dengan didukung oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, sukses menyelenggarakan sebuah "event" besar berskala nasional "Semalam di Gorontalo/Gorontalo Night" dengan bertemakan "Ngohuyi To Hulontalo"; pada Pukul 19.00 s/d selesai, Sabtu, 21 Juni 2014 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian Jakarta; dengan Event Organizer adalah mahasiswa-mahasiswi Gorontalo (serta Palembang dan Padang) yang menempuh studi di Jakarta antara lain : Dahlia Irwan-PO (Management/Univ. Bakrie-Kuningan), Siti Zaitun Nurazizah-Sekretaris (Hukum/Univ. Indonesia-Depok), Taufik Tahir Nuaji-Bendahara (Perpajakan/STIAMI-Jakarta), Silvia Ibradina-Stage Decorator (Management/Univ. Bakrie-Kuningan), Dedi Mustapa-PJ Acara (Psikologi/Univ. Indonesia-Depok), Nurhanudin Lamakaraka & Thaufik Tanwir-Dokumentasi (Univ. Multimedia Nusantara-Serpong), Adi Putra Katili-Perlengkapan (Univ. Multimedia Nusantara-Serpong), Anggi Sherly & Tikha Ente-PJ Talent (Hukum/UI & SI/UMN). Kegiatan besar ini sukses bukan hanya karena EO-nya saja, tapi berkat arahan, bimbingan dan dukungan dari DPP KKIG Jakarta serta Pemprov Gorontalo. Event ini berhasil mendatangkan hampir 1000 orang, yang tak lain adalah masyarakat Gorontalo itu sendiri, baik yang berada di luar pulau Gorontalo maupun yang ada di dalam daerah Gorontalo; dengan tujuan yaitu semua masyarakat dapat berkumpul bersama kembali dalam suasana Ke-Gorontalo-an yang damai dan penuh cinta.

   Ketua Umum DPP KKIG Jakarta sendiri-Bpk. Hj. Sjafrudin Mosii, S.E., M.M, menyampaikan bahwa pada awalnya acara ini adalah hanya menjadi wadah bagi warga Gorontalo yang sudah lama tidak mengunjungi kampung halamannya yang tentunya sangat rindu dengan suasana di Gorontalo; namun seiring dengan perkembangan dari adanya masyarakat Gorontalo di Jakarta, maka DPP KKIG Jakarta juga sekaligus memperkenalkan 3 program utama bagi mahasiswa/calon mahasiswa yang menempuh/akan menempuh studi di Jakarta dan sekitarnya (di luar Daerah Gorontalo). Adapun 3 program tersebut adalah KKIG Foundation, KKIG Institute dan Yayasan 23 Januari.
DPP KKIG Jakarta melalui Ketua Umum dan SEKJEN (Lamansu Laruhun) berharap agar para pihak dapat membantu terlaksananya program-program ini. Grand Launching 3 Program dalam Event Gorontalo Night ini, dibuka langsung oleh Gubernur Provinsi Gorontalo. Selain Grand Launching tersebut, ada banyak lagi persembahan yang diberikan panitia (mahasiswa dan pengurus KKIG Jakarta), antara lain : Bazaar Makanan Tradisionanal, Bunggo, Tumbilotohe, Polopalo, Tari-tarian dari Sanggar Dulohupa Yogyakarta (Antara lain : Zulfikar Dunggio, Iman Tangoi, Rezky Ramadhan, Rendy Taniyo, Nindy Mardhatillah, Sitti Rahmawaty, Sri Setiawaty, Aisah Puspita dengan Official : Switon Hidayat, Fandriyanto Ishak, Husnul Puhi, Juhir Puhi, Rio Danial, Muh. Hadi; dibawah bimbingan Dewi Shinta Lamusu) dan Sanggar Tari HPMIG Jakarta (Pipin Tangahu, Inton Lasenga, Yowan, Rain, Fitriyani Abdullah, Febriyanti Liolango, Wilanti Nusi, Rukiah Laiya dengan bimbingan Ibu Ati Gobel), Dana-dana & Gambusi Tradisional & Longgo dari Sanggar Desa Binaan KKIG, Marwas, Gorontalo Inovasi Choir, Parade Busana Adat Gorontalo, Home Band dari KKIG  dan masih banyak lagi.
Kelancaran event ini dari tahap ceremony hingga bernyanyi lagu-lagu Gorontalo, tidak lepas dari adanya Master of Ceremony yaitu Bpk Ali Dunggio, Bu Lisa (RRI Gorontalo) serta Dian (Putri Pariwisata Gorontalo 2014).


Foto



0 komentar:

Sumber daya alam provinsi gorontalo

 
Potensi Sumber Daya Alam di Provinsi Gorontalo
Menjadi provinsi termuda di Indonesia, ternyata tidak membuat Provinsi Gorontalo kalah bersaing dengan daerah lain yang ada di negara kita.
potensi kelapaMenjadi provinsi termuda di Indonesia ternyata tidak membuat Provinsi Gorontalo kalah bersaing dengan daerah lain. Terletak di bagian utara Pulau Sulawesi, provinsi ke-32 ini memiliki luas wilayah sekitar 12.215,44 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.038.585 jiwa (data sensus penduduk 2010 silam).
Berbatasan langsung dengan laut Sulawesi di bagian utara, Provinsi Sulawesi Utara di sebelah timur, Sulawesi Tengah di sisi barat, serta Teluk Tomini di bagian selatan, secara administratif Provinsi Gorontalo membawahi 5 wilayah kabupaten, 1 kotamadya, 75 kecamatan, 523 desa, dan 69 kelurahan (data tersebut terus mengalami perubahan seiring dengan adanya pemekaran daerah di Provinsi Gorontalo).
Terletak di bagian utara Pulau Sulawesi, wilayah Gorontalo menjadi salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam cukup melimpah. Lokasinya yang sangat strategis (berada pada mulut Lautan Pasifik yang menghadap langsung ke Negara Korea, Jepang, dan Amerika Latin, memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat Gorontalo. Sehingga tidak heran bila potensi bisnis di Daerah Gorontalo bisa berkembang cukup signifikan.
Lalu, kira-kira potensi sumber daya alam apa saja yang bisa kita gali dari Provinsi Gorontalo? Berikut informasi selengkapnya.

Potensi Hasil Hutan
              Memiliki potensi lahan seluas 824.668 Ha yang terbagi menjadi 24,81% hutan lindung, 51,34% hutan produksi, dan selebihnya adalah hutan konversi. Menjadikan Daerah Gorontalo sebagai salah satu provinsi di Pulau Sulawesi yang cukup prospektif untuk dikembangkan potensi hutannya. Beberapa jenis hasil hutan seperti kayu jati, rotan, dan damar, sekarang ini mulai dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai bahan baku industri meubel, industri damar, serta dijadikan sebagai salah satu tempat yang strategis untuk membudidayakan lebah madu. Selain itu, potensi hutan di Gorontalo juga dimanfaatkan sebagai objek wisata alam yang menawarkan keindahan dan keasrian hutan bagi para pengunjungnya.

Potensi Perkebunan
             Disamping memiliki potensi hasil hutan yang cukup berlimpah, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi hasil perkebunan yang tak kalah hebat. Berdasarkan sumber yang kami dapatkan, hasil tanaman perkebunan di Gorontalo yang cukup mendominasi adalah tanaman kelapa (sebesar 58.804 ton), tanaman kakao (sebesar 3.669 ton), tanaman kopi dengan hasil 929 ton, dan sisanya adalah tanaman cengkeh, pala, jambu, kacang mete, jagung, serta ubi kayu.

Potensi perikanan dan kelautanpotensi perikanan
Memiliki luas perairan yang cukup besar yakni sepanjang 270 kilometer di bagian utara dan 320 kilometer di sebelah selatan, Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi perikanan dan kelautan cukup melimpah. Tiga daerah perairan yang menjadi sentra penghasil sumber daya perikanan antara lain Teluk Tomini, Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi Eksklusif Laut Sulawesi. Setidaknya sektor perikanan tangkap di Gorontalo bisa memproduksi 37.036 ton/ tahunnya, budidaya laut menghasilkan 5.648,3 ton/tahun, budidaya air payau sebesar 1.553,2 ton/tahun, serta ditambah dengan budidaya ikan air tawar yang terus mengalami peningkatan hingga mampu menghasilkan 928,6 ton/tahun.

Potensi Barang Tambang
               Untuk sektor pertambangan dan energi, Gorontalo memiliki beberapa produk unggulan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Sebut saja seperti emas, perak, tembaga, batu gamping, toseki, batu granit, sirtu, zeolit, kaolin, pasir kuarsa, feldspar, serta lempung (clay). Di Provinsi Gorontalo sendiri, potensi-potensi tersebut banyak ditemukan di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
Melimpahnya potensi sumber daya alam di Provinsi Gorontalo, kini tidak hanya dimanfaatkan masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap harinya, namun juga mulai dimanfaatkan sebagian besar masyarakat untuk menciptakan peluang usaha yang cukup menjanjikan bagi para pelakunya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

0 komentar:

Sejarah 23 januari

Foto: Tugu Pahlawan Nani Wartabone

Bagi masyarakat Gorontalo, tanggal 23 Januari 1942 dikenang sebagai momentum yang sarat nilai historisnya. Saat itu, Nani Wartabone bersama masyarakat berjuang dengan satu tekad menuju “era baru” bebas dari penjajahan. Perjuangan ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia di

Gorontalo, sekaligus membawa semangat yang sama, tidak saja bagi daerah-daerah sekitar secara sporadis, melainkan lebih daripada itu, memberikan inspirasi dalam perjuangan meraih kemerdekaan di Nusantara.

Peristiwa heroik 23 Januari 1942 – yang dikemudian menjadi hari kemerdekaan Gorontalo – menunjukkan bahwa masyarakat Gorontalo di bawah pimpinan Nani Wartabone tidak saja memiliki semangat patriotisme, pengibaran Bendera Merah Putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya saat itu menonjolkan pula jiwa nasionalisme. Atas kepeloporannya itu, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Perintis Kemerdekaan kepada Nani Wartabone.

Perjuangan Pembentukan Provinsi Gorontalo 

Semangat peristiwa heroik 23 Januari 1942 menjadi sumber inspirasi sekaligus motivasi bagi seluruh rakyat Gorontalo untuk menyuarakan aspirasinya di awal milennium baru tahun 2000, tekad untuk berdiri sendiri sebagai provinsi yang terlepas dari Sulawesi Utara, namun tetap dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal yang sama, Ketua Umum Presidium Nasional Pembentukan Provinsi Gorontalo Presnas P2G), DR. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd. bersama Natsir Mooduto sebagai Ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) Natsir Mooduto serta sejumlah aktivis lainnya, atas nama seluruh masyarakat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo dihadapan sekitar 30.000 masyarakat yang memadati Gelanggang Olahraga 23 Januari 1942 di Telaga Kab. Gorontalo. Upaya merealisasikan deklarasi ini berlangsung alot melalui serangkaian lobby dan perjuangan di Jakarta oleh Ketua Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo (KP3G), Hi. Roem Kono, dan didukung Ketua Umum Lamahu Hi.Rahmat Gobel bersama seluruh jajarannya.

Setahun kemudian, hasil dari perjuangan tidak kenal lelah masyarakat Gorontalo baik di daerah maupun di perantauan, berbuah manis dengan ditetapkannya secara definitif Provinsi Gorontalo melalui Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000. Pada tanggal 16 Februari 2001 Menteri Dalam Negeri berkenan meresmikan Provinsi Gorontalo sekaligus melantik Tursandi Alwi sebagai pejabat Gubernur. Setahun kemudian, Ir. Fadel Muhammad terpilih menjadi Gubernur Pertama Provinsi Gorontalo.

Provinsiku Gorontalo

Provinsi Gorontalo dibentuk berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2000, usianya telah genap satu tahun pada bulan Februari 2002 kemarin. Begitu juga Ir. Hi. Fadel Muhammad telah dikukuhkan oleh pemerintah pusat menjadi Gubernur pada tanggal 10 Desember 2001, yang akan menakhodai kapal Provinsi Gorontalo dengan sekeranjang paket-paket program, visi, dan misi guna menjadikan provinsi ini sejajar dengan provinsi-provinsi terdahulu. Ini berarti secara yuridis provinsi ini telah bebas menentukan sendiri arah dan tujuan pembangunannya. Ditambah lagi dengan atmosfer kebebasan otonomi semakin terbuka lebar peluang yang sangat besar kepada provinsi Gorontalo untuk berkembang secara cepat dalam memacu pembangunan demi terciptanya masyarakat Gorontalo yang sejahtera lahir dan batin. 

Gerak Maju Pembangunan Provinsi Gorontalo

Era milenium ketiga adalah era informasi komunikasi dan transformasi teknologi dimana pergaulan antarbangsa, ras dan suku semakin mendunia dan menghilangkan batas-batas antarnegara. Era ini ditanggapi oleh Provinsi Gorontalo yang masih seumur jagung dengan menentukan arah, visi, dan misi progresif-reformatif yang terkandung dalam Pola Dasar Pembangunan Gorontalo 2002 -2004. 

Berdasarkan hal tersebut diatas maka visi dan misi yang dibentuk bertumpu pada nilai-nilai luhur yang mendasari sendi berkehidupan masyarakat Gorontalo. Sistem etik nilai-nilai tersebut tersimpul dalam adat, Syarak dan kitabullah dengan formulasi: “Ádat bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah”. 

Visi, 
Terwujudnya masyarakat Provinsi Gorontalo yang maju, damai,dan sejahtera berbasis religius dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misi 
Untuk mewujudkan visi masyarakat Gorontalo masa depan ditetapkan misi sebagai berikut 

1. Dalam bidang pemerintahan, teerwujudnya kemampuan untuk merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan pemerintah sesuai kondisi daerah guna memberikan pemerataan dalam pelayanan kepada masyarakat, serta menciptakan adanya kepastian hukum dengan mengedepankan supremasi hukum;
2. Dalam bidang pembangunan, terwujudnya kemampuan menginventarisasi, merumuskan dan menyusun skala prioritas dengan tetap menjaga keseimbangan dan pemerataan;
3. Dalam bidang sosial kemasyarakatan, terwujudnya kemampuan :

o menciptakan peningkatan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari;
o menginventarisasi data kemiskinan serta merumuskan penyebab dan alternatif pemecahannya yang bertumpu pada potensi yang dapat dikembangkan;
o menciptakan kondisi yang menunjang pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra kerja yang sejajar dalam pengambilan kebijakan; dan
o menempatkan hukum sebagai pedoman masyarakat dengan menciptakan suasana kondusif dalam masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang patuh dan taat akan hukum.


Demografi, Penduduk, dan Kepadatan

Data terakhir BPS menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2001 sebanyak 850.798 jiwa. Dilihat dari sebarannya, jumlah penduduk terbesar berada di kabupaten Gorontalo sebesar 61,27% (521.318 jiwa), sisanya berada di kota Gorontalo 192.848 jiwa (22 5) dan Kabupaten Boalemo 136.318 jiwa (13,07%).

Sedangkan dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, Kota Gorontalo memilik kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu 2.109 jiwa/ km2, diikuti Kabupaten Gorontalo 96 jiwa/ km2 dan Kabupaten Boalemo 29 jiwa/ km2. Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kota Gorontalo merupakan kasus klise yang terjadi di kota-kota di Indonesia. Urbanisasi yang dipacu oleh faktor penarik (pull factors) Kota Gorontalo sebagai pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan dan pendidikan menjadi alasan tingginya kepadatan penduduk di kota tersebut.

Tenaga Kerja 

Persoalan tenaga kerja menjadi faktor atau indikaor penilaian keberhasilan pembangunan. Asumsinya, pembangunan dilaksanakan untuk menggerakkan investasi, pertumbuhan atau munculnya investasi otomatis terbuka peluang kerja bagi masyarakat lokal. Seorang yang bekerja tentunya akan memperoleh penghasilan sebagai akses untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Disinilah, posisi urgent pembangunan, karena itu dibanyak negara isu tenaga kerja senantiasa mendapat perhatian lebih.

Berdasarkan data BPS tahun 2001, jumlah angkatan kerja sebesar 321.753 Sedangkan jumlah kesempatan kerja (penduduk yang bekerja) sebesar 294.792 orang, atau 91,6% dari angkatan kerja. Dari jumlah kesempatan kerja tersebut mayoritas demand tenaga kerja tersedia di sektor pertanian sebesar 56,78% (sebagai sektor andalan) kemudian diikuti sektor perdagangan (13,28 %) dan jasa sebesar 11,77%.

Sosial dan Budaya 

Potret sehari-hari masyarakat Gorontalo dikenal sangat kental dengan paduan nuansa adat dan agama. Cerminan realitas tersebut terkristalisasi dalam ungkapan “Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah. Filosofi hidup ini selaras dengan dinamika masyarakat yang semakin terbuka, modern, dan demokratis.

Dalam proses sosialisasi dan komunikasi keseharian masyarakat Gorontalo, selain Bahasa Indonesia digunakan pula Bahasa Gorontalo (Hulondlalo). Bahasa daerah ini tidak ditinggalkan, kecuali sebagai salah satu kekayaan budaya, penggunaannya memberi label ciri khas Provinsi Gorontalo. 

Ciri khas budaya Gorontalo juga dapat dilihat pada makanan khas, rumah adat, kesenian dan hasil kerajinan tangan Gorontalo. Di antaranya adalah kerajinan sulaman “Kerawang” dan anyaman “Upiya Karanji” atau Kopiah Keranjang yang terbuat dari bahan rotan Kopiah Keranjang ini belakangan makin populer di Indonesia sejak dipakai oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Gambaran Kota dan Kabupaten Gorontalo 

Kota Gorontalo sejak dulu dikenal sebagai kota jasa. Jasa pendidikan dan perdagangan tidak saja dimanfaatkan oleh daerah-daerah sekitar kota, tetapi meluas sampai kepada masyarakat di wilayah Provinsi tetangga, terutama daerah di kawasan Teluk Tomini.

Kota Gorontalo yang dipimpin Walikota Medi Botutihe terus memacu potensi yang dimiliki Ibukota Provinsi Gorontalo. Penetapannya sebagai ibukota dilakukan sebelum Provinsi ini berdiri, melalui serangkaian kajian multi disiplin serta sumbangan pemikiran dari seluruh komponen masyarakat Gorontalo. Kecuali letak strategisnya, pertimbangan lain yang mendukung adalah tersedianya berbagai fasilitas infrastuktur yang menjamin mulusnya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Fasilitas tersebut antara lain, bangunan kantor Gubernur, Rumah Dinas Gubernur dan Gedung DPRD serta bangunan kantor-kantor dinas/ instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Saat ini, Kota Gorontalo terus memacu pengembangan kota melalui penyediaan dan perbaikan berbagai fasilitas pelayanan kota seperti jalan, listrik air minum serta mengembangkan rencana Tata Ruang Kota secara optimal seiring eksistensinya sebagai ibukota Provinsi.

Indikator Ekonomi 

Laju Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada tahun 2001 semakin membaik dibandingkan tahun 2000. Berdasarkan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 1993, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo adalah sebesar 5,38 persen lebih cepat dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu 4,89 persen pada tahun 2000. Salah satu alat untuk mengukur atau menilai tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah adalah pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita di Provinsi Gorontalo pada tahun 2001 berdasarkan harga berlaku sudah mencapai sebesar Rp.2.128.574,00,-. Jika dibandingkan selama tahun 2000 yang tercatat sebesar Rp.1.879.957,00,- maka telah terjadi kenaikan sebesar 13,02 %. Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2000 adalah 918.614 juta, dan tahun 2001 meningkat menjadi 968.046 juta Rupiah. 

Sektor yang memiliki peranan terbesar terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga konstan Provinsi Gorontalo adalah sektor pertanian yaitu 29,73%. Sedangkan sektor yang memiliki peranan terbesar kedua adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu 12,92%. Kemudian sektor yang memiliki peranan terbesar ketiga adalah sektor Jasa-jasa yaitu 11,68% dan diikuti oleh sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 10,29%. Sektor yang memiliki peranan paling kecil terhadap pembentukan PDRB adalah sektor Listrik dan Air Minum yaitu 0,81%.

Dari 9 sektor ekonomi yang ada pada PDRB, pada tahun 2001 semua sektor ekonomi menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih merupakan sektor yang menghasilkan pertumbuhan yang tertinggi yaitu sebesar 12,96 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 12,36 persen. Sektor ekonomi yang pertumbuhannya tertinggi ketiga adalah sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 12,15 persen, keempat sektor bangunan sebesar 6,52 persen, dan kelima adalah sektor Pertanian yaitu sebesar 3,89 persen. Berikutnya adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu sebesar 3,48 persen. Untuk sektor Industri pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor pertambangan dan penggalian masing-masing secara berurutan adalah 3,97 persen, 1,82 persen, dan 1,08 persen.

ICOR 

Pertumbuhan ekonomi yang cepat tentunya dipacu oleh investasi yang memadai. Investasi yang ditanamkan terhadap suatu sektor ekonomi akan menghasilkan penambahan nilai tambah yang berbeda-beda pada masing-masing sektor. Karena itu dibutuhkan suatu indikator yang dapat mengetahui kebutuhan investasi dan peranannya terhadap peningkatan PDRB. Untuk mengetahui kebutuhan investasi dan peranannya terhadap peningkatan output sektor ekonomi diperlukan penghitungan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Dari hasil perhitungan pada tahun 2000 didapatkan bahwa ICOR Provinsi Gorontalo adalah sebesar 4,48. Hal ini berarti bahwa untuk menaikan PDRB Provinsi Gorontalo sebesar satu satuan dibutuhkan investasi/ pembentukan modal sebesar 4,48 satuan. Dengan demikian setiap satu satuan investasi/ pembentukan modal, dapat menaikan PDRB sebesar 22,32 %.

Pengembangan 

Dalam upaya membangun dan mengembangkan Provinsi Gorontalo menuju daerah yang mandiri, maka sejumlah kebijakan ditempuh, berdasarkan pada potensi dan sumber daya yang dimiliki.

Dalam rangka mempercepat proses pembangunan di Provinsi Gorontalo, maka harus dikembangkan dan digali seoptimal mungkin potensi sumber daya Pertanian dan Peternakan serta kelautan dan perikanan yang berbasis Agrobisnis dan Agroindustri yang berpihak pada rakyat, pengusaha kecil dan menengah serta koperasi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya setempat serta berwawasan lingkungan, berdaya tahan dan berdaya saing.

Strategi pengembangan selanjutnya yaitu pengembangan infrastruktur dan pengembangan SDM dan perangkat hukum. Pengembangan infrastruktur meliputi pengembangan fasilitas Bandar Udara DJalaluddin, pengembangan pelabuhan Anggrek dan pelabuhan Gorontalo, pengembangan jalan diagonal dan jalan antar provinsi dan pembangunan perkantoran pemerintahan provinsi. Selain itu dalam rangka mengantisipasi kebutuhan energi di masa datang maka pembangunan Waduk Dumbayabulan akan diupayakan disamping mampu menyediakan energi juga mempunyai multifungsi seperti irigasi dan penanggulangan banjir. Dalam rangka konservasi juga dilakukan rehabilitasi Danau Limboto yang merupakan salah satu prioritas disamping penataan Daerah Aliran Sungai (DAS Bone -Bolango), Paguyaman dan Randangan Marisa.

Guna memacu pertumbuhan ekonomi wilayah dan percepatan pembangunan berdasarkan skala prioritas maka ditetapkan beberapa kawasan yang diharapkan menjadi pusat pertumbuhan atau kawasan cepat tumbuh dan daerah penyangga dalam bentuk penetapan kawasan yang terdiri atas Kawasan Andalan yang meliputi Kota Gorontalo dan sekitarnya, Kwandang-Paguyaman dan sekitarnya, serta Marisa dan sekitarnya. Sedangkan kawasan tertentu meliputi; Limboto, Suwawa dan Tilamuta. Kawasan tertinggal yang terdiri atas, Sumalata, Popayato dan Batudaa Pantai. Penetapan kawasan tersebut di samping merupakan salah satu strategi dalam pengembangan wilayah juga sebagai upaya memacu peningkatan pendapatan masyarakat pada wilayah tersebut melalui multiplier effect yang akan timbul dari pengembangan kawasan tersebut. Diharapkan melalui penyusunan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) provinsi yang akan segera tersusun maka penataan kawasan akan lebih terarah dan mempunyai dasar hukum yang tetap.

Pengembangan sumber daya manusia ditempuh melalui pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu dikembangkan berbagai jenjang dan jenis pendidikan baik dasar, menengah dan Perguruan Tinggi. Sedangkan dibidang kesehatan meliputi peningkatan pelayanan kesehatan seperti pengembangan rumah sakit, tenaga medis dan sebagainya.

Fasilitas Sosial

Provinsi Gorontalo yang baru terbentuk, memerlukan berbagai sarana sosial yang mampu mengiringi gerak laju pembangunan guna mendukung terciptanya masyarakat yang mandiri, sehat, dan berakhlak mulia yang di cita-citakan. 

Fasilitas Umum 

Guna mendukung aktivitas masyarakat Gorontalo yang semakin meningkat, diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melengkapi dan membantu masyarakat dalam beraktivitas Potensi dan Peluang Investasi

0 komentar:

LAHILOTE


LAHILOTE (cerita rakyat provinsi Gorontalo)


Alkisah, pada jaman dahulu kala di hulu sungai dekat sebuah mata air sebuah dusun terpencil di Gorontalo tinggallah seorang pemuda sederhana bernama LIHILOTE yang sering mencari rotan di hutan sebagai mata pencahariannya. Pada suatu malam Lahilote bermimpi mendapat sepotong rotan besar yag disebut "Hutiya Mala". Pemuda tersebut terjaga dengan penuh rasa heran, sambil bertanya dalam hati apa gerangan arti mimpi ajaib tersebut.
    Beberapa hari kemudian dalam perjalanannya ke hutan untuk mencari rotan, secara tidak sengaja Lahilote melihat tujuh bidadari yang sangat cantik sedang mandi dengan riang di sungai. Ketujuh bidadari tersebut meninggalkan selendangnya di tepi sungai. Seketika itu timbul hasrat lahilote untuk mengambil dan menyembunyikan salah satu selendang bidadari tersebut. Sadar akan kehadiran seorang manusia, maka ketujuh bidadari tersebut segera berhenti mandi dan bergegas mengambil selendangnya. Namun betapa terkejut mereka karena salah satu dari selendang mereka telah hilang. Kemunculan Lahilote secara tiba-tiba sangat mengejutkan bidadari-bidadari tersebut dan mereka segera terbang ke khayangan kecuali satu temannya yang kehilangan selendang. Singkat cerita, Lahilote berhasil membujuk dan memperistri bidadari yang tertinggal itu.
    Pada suatu hari Lahilote bermaksud pergi ke hutan. Sebenarnya isterinya sangat ingin ikut ke hutan namun lahilote melarangnya. Selama di tinggal di rumah tanpa sengaja isteri lahilote menemukan selendangnyayang selama itu disimpan oleh Lahilote dalam tabung bambu yang diletakkan di atas para-para dapurnya. Isteri Lahilote merasa sangat senang dapat menemukan kembali selendangnya, namun juga merasa kecewa karena merasa dikhianati oleh suaminya. Segera dipakainya selendang tersebut dan seketika itu pula ia terbang ke khayangan.
    Hari itu Lahilote merasa sangat berbahagia karena ia berhasil mengumpulkan rotan dalam jumlah besar. Namun kegembiraan itu sirna seketika begitu ia mengetahui bahwa tabung bambu berisi selendang itu kini telah kosong dan isterinya telah pergi meninggalkannya. Dalam keadaan gundah tersebut tiba-tiba muncul seorang Polahi (suatu suku yang tingal di tengah hutan) yang memberinya sebatang rotan besar sebagaimana pernah dilihat dalam mimpinya sambil berkata bahwa rotan tersebut dapat membawanya ke khayangan menemui isterinya berkat bantuan rotan ajaib tersebut. Selanjutnya Lahilote diijinkan tinggal di Khayangan.
    Suatu ketika Lahilote duduk di atas sebatang kayu didampingi isterinya. Sambil bercengkrama isteri lahilote mencari kutu di kepala suaminya. Namun betapa terkejut hati sang isteri ketika ia menemukan uban di kepala suaminya. Seketika ia pun menjauh dari suaminya sambil berkata bahwa penguasa khayangan tidak mengijinkan seorang yang beruban tetap tinggal di khayangan. Ketika Lahilote bertanya mengapa demikian, isterinya pun menjawa: : "apalah arti sebuah cinta kalau Tuan sudah khayangan kalau Tuan sudah beruban, apalah artinya sebuah khayangan kalau Tuan tinggal bayangan". Lahilote begitu terpukul dan dengan menggunakan seliha papan iapun meluncur ke bumi sambil bersumpah: " Sampai senja umurku nanti, berbatas pantai Pohe berujung kain kafan, di sana telapak kakiku akan terpateri sepanjang jaman."
    Saat di pantai Pohe, Gorontalo, terdapat batu berbentuk telapak yang oleh masyarakat sempat di percayai sebagai telapak kaki Lahilote.

0 komentar:

Tumbilotohe Tohulondalo


Tumbilotohe berasal dari dua kata, yakni tumbilo yang berarti pasang dan tohe yang berarti lampu. Dengan demikian, tumbilotohe merupakan malam pemasangan lampu dalam rangka menyambut Idul Fitri. Lampu-lampu tersebut mulai dipasang tiga hari sebelum lebaran. Biasanya lampu yang dipasang berupa lampu dari botol atau kaleng bekas yang bersumbu berbahan bakar minyak tanah atau jenis lainnya yang dipasang dengan berbagai bentuk.
Tradisi tumbilotohe ada sejak beberapa abad lalu. Pada saat itu, dimana listrik masih langka, di penghujung bulan Ramadhan masyarakat Gorontalo memasang lampu di halaman rumah dan sepanjang jalan menuju tempat ibadah secara sukarela. Hal ini ditujukan untuk mempermudah warga yang akan pergi ke tempat ibadah dan juga mempermudah warga yang akan membagikan zakat fitrah di malam hari. Lampu yang digunakan masih terbuat dari damar dan getah pohon agar menyala dalam waktu yang lama. Seiring berjalannya waktu, tradisi Tumbilotohe tetap bertahan hingga saat ini.
Saat ini tumbilotohe berkembang di berbagai tempat dengan bentuk yang beragam. Tidak hanya rumah warga, tetapi kantor-kantor pemerintahan, lapangan terbuka, jalanan, dan petak-petak sawah juga turut dimeriahkan oleh cahaya lampu. Lampu-lampu tersebut ada yang berbentuk masjid, kaligrafi, dan bentuk menarik lainnya. Lampu yang dipasang tidak hanya lampu minyak tanah, tetapi juga lampu kelap-kelip berbagai warna.
Tradisi Tumbilotohe tidak hanya memeriahkan Gorontalo, tetapi juga menarik minat masyarakat di daerah sekitarnya untuk melihat meriahnya tradisi tumbilotohe. Bahkan, pada tahun 2007 tradisi tumbilotohe mendapatkan rekor muri karena lima juta lampu turut menyemarakkan malam tumbilotohe. Selain lampu, beberapa masyarakat juga memasang janur,pohon pisang, dan tebu di gerbang-gerbang bangunan atau di perbatasan desa.

0 komentar:

KABUPATEN POHUWATO GORONTALO

Kantor Bupati Pohuwato

Kabupaten Pohuwato adalah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Boalemo. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Wilayah administratif dan kependudukan

Hingga September 2011, Kabupaten Pohuwato terdiri atas 13 kecamatan, 2 kelurahan dan 79 desa dengan jumlah penduduk 128.748 jiwa (SP 2010), serta luas 4.244,31 km² (SP 2010) sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 30,33 jiwa/km².
Pembagian wilayah kecamatan di Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut:
  1. Buntulia,
  2. Dengilo,
  3. Duhiadaa,
  4. Lemito,
  5. Marisa,
  6. Paguat,
  7. Patilanggio,
  8. Popayato,
  9. Popayato Barat,
  10. Popayato Timur,
  11. Randangan,
  12. Taluditi, dan
  13. Wanggarasi.
Adapun data lengkap nama kecamatan dan desa/ kelurahan di Kabupaten Pohuwato hingga September 2011 adalah sebagai berikut.
  1. Buntulia, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Buntulia Tengah; (2) Buntulia Utara; (3) Hulawa; (4) Karya Indah; (5) Sipatana; (6) Taluduyunu; dan (7) Taluduyunu Utara.
  2. Dengilo, terdiri atas 5 desa, yaitu: (1) Huta Moputi; (2) Karangetang; (3) Karya Baru; (4) Padengo; dan (5) Popaya.
  3. Duhiadaa, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) Bulili; (2) Buntulia Barat; (3) Buntulia Jaya; (4) Buntulia Selatan; (5) Duhiadaa; (6) Mekar Jaya; (7) Mootilango; (8) Padengo; dan (9) UPT Duhiadaa.
  4. Lemito, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Balobalonge; (2) Kenari; (3) Lemito; (4) Lemito Utara; (5) Lomuli; (6) Suka Damai; (7) Wonggarasi Barat; dan (8) Wonggarasi Tengah.
  5. Marisa, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Botubilotahu Indah; (2) Bulangita; (3) Marisa Selatan; (4) Marisa Utara; (5) Palopo; (6) Pohuwato; (7) Pohuwato Timur; dan (8) Teratai.
  6. Paguat, terdiri atas 11 desa, yaitu: (1) Buhu Jaya; (2) Bumbulan; (3) Bunuyo; (4) Kemiri; (5) Libuo; (6) Maleo; (7) Molamahu; (8) Pentadu; (9) Siduan; (10) Sipayo; dan (11) Soginti.
  7. Patilanggio, terdiri atas 6 desa, yaitu: (1) Balayo; (2) Dudepo; (3) Dulomo; (4) Iloheluma; (5) Manawa; dan (6) Suka Makmur.
  8. Popayato, terdiri atas 10 desa, yaitu: (1) Bukit Tingki; (2) Bumi Bahari; (3) Dambalo; (4) Popayato; (5) Telaga; (6) Telaga Biru; (7) Torosiaje; (8) Torosiaje Jaya; (9) Trikora; dan (10) Tunas Harapan.
  9. Popayato Barat, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Butungale; (2) Dudewulo; (3) Molosipat; (4) Molosipat Utara; (5) Padengo; (6) Persatuan; dan (7) Tunas Jaya.
  10. Popayato Timur, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Bunto; (2) Kelapa Lima; (3) Londoun; (4) Maleo; (5) Marisa; (6) Milangodaa; dan (7) Tahele.
  11. Randangan, terdiri atas 13 desa, yaitu: (1) Ayula; (2) Banuroja; (3) Huyula; (4) Imbodu; (5) Manunggal Karya; (6) Motolohu; (7) Motolohu Selatan; (8) Omayuwa; (9) Patuhu; (10) Pelambane; (11) Sari Murni; (12) Sidorukun; dan (13) Siduwonge.
  12. Taluditi, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Kalimas; (2) Malango; (3) Mekarti Jaya; (4) Panca Karsa I; (5) Panca Karsa II; (6) Tirto Asri; dan (7) UUT Marisa VI.
  13. Wonggarasi, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Bohusami; (2) Bukit Harapan; (3) Lembah Permai; (4) Limbula; (5) Tuweya; (6) Wonggarasi Timur; dan (7) Yipilo.

Keadaan Geografis

Kabupaten Pohuwato terletak antara 0,27° – 0,01° Lintang Utara dan 121,23° - 122,44° Bujur Timur. Pada tahun 2003 kabupaten ini terdiri dari 13 kecamatan dengan adanya 9 pemekaran kecamatan baru. Ujung paling selatan di Tanjung Panjang pada 0,41° Lintang Selatan dan 121,804° BT. Paling Utara di Gunung Tentolomatinan pada 0,938° LU dan 121,776° BT. Batas Paling Barat di Gunung Sentayu pada 0,682° LU dan 121,173°BT. Dan paling Timur didesa Tabulo pada 0,506° LU dan 122,152°BT.

Musim

Di Indonesia hanya dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasaldari Australia den tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudera Pasifik terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-November.

Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2004 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,9° C sampai 34,2° C, sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 21,4° C sampai 23,8 C. Kelembaban udara di Gorontalo relatif tinggi. Pada tahun 2004 kelembaban relatif berkisar antara 68 persen (bulan September) sampai dengan 83 persen (bulan Februari dan Desember).

Curah Hujan

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh iklim, keadaan orografi dan perputaran atau pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pada Tahun 2004 curah hujan di daerah ini bervariasi dari 11 mm sampai 266 mm.

Pemekaran Daerah

Kabupaten Gorontalo Barat

Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :


0 komentar:

inspirasi melawan diri sendiri

0 komentar: